ircicaarchdata.org – Narendra Modi kembali memegang tampuk kepemimpinan sebagai Perdana Menteri India untuk ketiga kalinya, memulai sebuah babak baru dalam politik koalisi India. Upacara pelantikan berlangsung di istana kepresidenan pada malam Minggu, 9 Juni 2024, menandai era baru kepemimpinan Modi yang telah berhasil memenangkan tiga periode pemilihan berturut-turut, sebuah prestasi yang langka dalam sejarah politik India.
Dilaporkan oleh The Guardian, dalam upacara tersebut, Modi tampak berseri-seri bersama dua figur penting dari Partai Bharatiya Janata (BJP), Rajnath Singh dan Amit Shah, yang keduanya dipastikan akan kembali menduduki posisi sebagai menteri kabinet. Kebahagiaan terlihat jelas saat Modi berjalan ke podium untuk mengucapkan sumpah jabatan di hadapan Presiden Droupadi Murmu, disambut sorakan meriah dari kerumunan yang hadir.
Periode ketiga kepemimpinan Modi ini diwarnai dengan tantangan yang berbeda dibandingkan dekade sebelumnya, menyusul hasil pemilihan umum yang menantang di mana BJP memenangkan jumlah kursi terbanyak namun gagal meraih mayoritas penuh. Akibatnya, Modi akan bergantung pada dukungan dari partai-partai regional yang lebih kecil untuk membentuk mayoritas di parlemen dan mengkonsolidasikan pemerintahannya.
Kondisi ini memaksa Modi, yang dikenal dengan gaya kepemimpinan yang dominan, untuk beradaptasi dengan sistem pembagian kekuasaan. Koalisi ini membawa mitra koalisi ke dalam beberapa posisi kabinet penting, sebuah kondisi baru bagi Modi yang selama ini lebih banyak memimpin secara independen.
Analis politik berpendapat bahwa ketergantungan BJP pada koalisi dengan partai-partai sekuler bisa menjadi tantangan bagi Modi, membatasi beberapa kebijakan otoriter dan pendekatan yang lebih didominasi oleh agenda nasionalis Hindu yang telah menjadi ciri khas pemerintahannya sejak tahun 2014. Sejak itu, Modi telah mendorong agenda yang mengutamakan kelompok mayoritas Hindu, mendapatkan dukungan luas terlepas dari kontroversi.
Kendati mendapat pujian atas pertumbuhan ekonomi India dan meningkatnya peran negara di kancah internasional, Modi menghadapi kritik karena masalah seperti pengangguran yang tinggi dan kekhawatiran mengenai demokrasi di India. Menanggapi hasil pemilu, Modi menyatakan di depan partai-partai koalisi bahwa, “Untuk menjalankan pemerintahan, diperlukan mayoritas. Namun untuk menjalankan negara, diperlukan konsensus.”
Oposisi, yang tergabung dalam aliansi INDIA, menunjukkan kinerja yang mengesankan di pemilu terakhir, menambah jumlah kursi mereka lebih dari dua kali lipat dibandingkan pemilu sebelumnya, dan kembali ke parlemen dengan kekuatan baru.
Upacara pelantikan dihadiri oleh kepala negara dari negara tetangga, termasuk Perdana Menteri Bangladesh, Sheikh Hasina, dan Presiden Sri Lanka, Ranil Wickremesinghe, serta dua tokoh industri terkemuka India, Gautam Adani dan Mukesh Ambani, dan superstar Bollywood, Shah Rukh Khan. Sementara itu, Mallikarjun Kharge, presiden partai Kongres, hadir mewakili aliansi oposisi INDIA, meskipun beberapa pemimpin oposisi lainnya memilih untuk tidak hadir, dengan alasan bahwa pemerintahan dibentuk secara tidak demokratis.