ircicaarchdata.org – Penelitian terbaru mengenai rekayasa virus Ebola pada hamster, yang menyebabkan kematian dalam waktu 2-3 hari, telah memunculkan istilah “virus mutan” dalam berbagai liputan. Dalam penjelasan ilmiah oleh Science Communicator JV Chamary PhD di Forbes, mutan dihasilkan dari mutasi genetik yang terjadi selama replikasi kode genetik virus, menghasilkan varian baru dari virus.
Mutasi dapat muncul sebagai perubahan baru atau terulang dalam populasi genetik. Istilah “mutan” umumnya digunakan ketika terjadi mutasi baru atau langka. Namun, Chamary menegaskan bahwa istilah “mutan” tidak umum digunakan dalam konteks nama penyakit atau wabah, melainkan lebih sering diterapkan pada organisme.
Dalam penelitian yang melibatkan 10 hamster Suriah, terdiri dari 5 jantan dan 5 betina, peneliti menggunakan model hewan ini untuk memahami penyakit Ebola dan potensi penularannya. Dengan memodifikasi virus stomatitis vesikuler (VSV) dengan glikoprotein (GP) virus Ebola, para peneliti dapat lebih memahami patogenesis dan mekanisme penularan virus dengan lebih mendalam.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa hamster yang terinfeksi virus mutan mengalami gejala serius seperti kegagalan multiorgan, uveitis, dan penyakit sistemik parah. Sebagian besar hamster betina mengalami kematian dalam 2-3 hari dengan penurunan berat badan yang signifikan, sementara dua hamster jantan berhasil bertahan dan bahkan mengalami peningkatan berat badan.
Analisis pasca kematian menunjukkan bahwa virus berkumpul di berbagai organ tubuh, dengan konsentrasi tertinggi di hati dan yang terendah di otak. Model ini memungkinkan evaluasi yang cepat dalam konteks medis terhadap virus Ebola di fasilitas laboratorium dengan standar keamanan yang lebih rendah (BLS-2).