ircicaarchdata.org

ircicaarchdata.org – Setelah hampir satu dekade, Presiden China Xi Jinping dan mantan Presiden Taiwan Ma Ying-jeou kembali mengadakan pertemuan bersejarah. Pertemuan ini, yang berlangsung di Beijing pada tanggal 10 April, menandai lanjutan dialog antara kedua pemimpin sejak pertemuan terakhir mereka di Singapura pada tahun 2015.

Simbolisme Jabat Tangan dan Dialog Tertutup

South China Morning Post melaporkan bahwa pertemuan kedua tokoh ini diawali dengan jabat tangan yang berlangsung selama 80 detik, sebuah gestur yang simbolik sebelum memasuki sesi pembicaraan tertutup. Ini merupakan sebuah tanda penting yang menunjukkan kemungkinan pembukaan kembali kanal komunikasi antara Beijing dan Taipei.

“Perjalanan Damai” Ma Ying-jeou

Ma Ying-jeou telah menghabiskan 11 hari terakhir di China daratan, menandakan “perjalanan damai” yang mencakup kunjungan ke berbagai kota teknologi dan bersejarah, termasuk Shenzhen, Guangzhou, Zhuhai, dan Xian. Kunjungan ini diakhiri dengan perjalanannya ke Beijing dan Zhongshan, tempat ia mengunjungi kediaman Sun Yat-sen, yang dihormati sebagai bapak pendiri China modern.

Konteks Politik Kunjungan

Kunjungan Ma Ying-jeou ke daratan China ini dilakukan dalam konteks politik yang sensitif, mengingat meningkatnya ketegangan lintas selat dan periode transisi kepresidenan Taiwan, dengan William Lai Ching-te dari DPP, yang dikenal dengan pandangan pro-kemerdekaan Taiwan, akan mengambil alih jabatan presiden. Kunjungan ini juga bertepatan dengan ketegangan yang meningkat antara AS dan China mengenai status Taiwan.

Pertemuan Historis di Singapura

Peristiwa ini mengingatkan kembali pada pertemuan historis di Singapura pada tahun 2015, yang diadakan saat Ma Ying-jeou masih menjabat sebagai Presiden Taiwan. Pertemuan tersebut dianggap penting karena merupakan pertemuan puncak pertama antara pemimpin lintas selat sejak pemisahan tahun 1949.

Dialog dan Komentar Xi Jinping dan Ma Ying-jeou

Dalam pertemuan 2015, Xi dan Ma membahas perkembangan hubungan lintas selat dan “konsensus tahun 1992,” sebuah framework yang telah lama menjadi dasar interaksi antar kedua pemerintahan. Kedua pemimpin tersebut saat itu menyampaikan komentar yang menunjukkan komitmen bersama mereka terhadap hubungan yang lebih erat dan positif antara China dan Taiwan.

Implikasi dan Harapan Masa Depan

Pertemuan antara Xi Jinping dan Ma Ying-jeou menandakan kemungkinan babak baru dalam hubungan lintas selat, dengan harapan bahwa dialog semacam ini dapat menurunkan ketegangan dan membuka jalan bagi solusi damai atas isu-isu yang memisahkan kedua pihak. Ini merupakan langkah yang mungkin memengaruhi dinamika regional dan internasional, terutama terkait dengan posisi strategis Taiwan dan hubungan kompleksnya dengan China dan Amerika Serikat.

By admin